sevmananda.com - Menorehkan Kata-kata, Menyuguhkan Cerita
  • Home
  • Sesuatu di Jakarta
  • Sesuatu di Jogja
  • Perfilman
  • Bebuku
Home
Sesuatu di Jakarta
Sesuatu di Jogja
Perfilman
Bebuku
sevmananda.com - Menorehkan Kata-kata, Menyuguhkan Cerita
  • Home
  • Sesuatu di Jakarta
  • Sesuatu di Jogja
  • Perfilman
  • Bebuku
aktivitas•ceritacerita•Sesuatu di Jakarta

15 Perbedaan iBint dan iMop yang Sebenarnya Nggak Bikin Kamu Tercengang

Sebelum jauh saya paparkan perbedaan dua insan berjenis kelamin laki-laki yang bernama iBint dan iMop, saya akan jelaskan bahwa mereka memiliki persamaan yang mendasar: mereka berjenis kelamin laki-laki, mengenyam studi lanjutan di Psikologi UGM angkatan 2013, dan resmi menjadi mahasiswa UGM melalui jalur Ujian Masuk (UM). O, iya, keduanya sama-sama piawai mengoperasikan kamera saku dan piranti lunak pengolah gambar bergerak. (Mereka, per tanggal 31 Mei 2018, sama-sama belum menikah.)

Selanjutnya, mari simak perbedaan iBint dan iMop…

  1. iBint memiliki 4 nama dalam rangkaian nama lengkapnya. iMop cuman 3 nama.
  2. iBint resmi bergelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) pada tahun 2017, iMop tidak saya ketahui rencana kesarjanaannya sampai tahun 2018 ini.
  3. iBint tidak begitu fasih berbahasa Jawa, sementara iMop fasih berbahasa Jawa dan berbahasa Ngapak.
  4. iBint sering main Twitter, iMop nggak begitu sering main HP apalagi Twitter-an.
  5. iBint punya rumah di Condong Catur, iMop di Gombong/Kebumen.
  6. iBint tinggal di rumah Condong Catur sewaktu berstudi lanjutan di UGM, iMop menyewa indekos di Pogung Dalangan.
  7. iBint sering datang futsal angkatan, iMop tidak pernah sama sekali.
  8. iBint, saya amati, suka mendengarkan lagu-lagu hip-hop, kalau iMop, saya amati, tidak suka mendengarkan lagu-lagu hip-hop, rock, atau dangdut.
  9. iBint dan iMop kerap Youtube-an, bedanya iBint cenderung menonton stand-up comedy atau hal-hal terbaru dari Raditya Dika atau orang-orang di dalam lingkaran kebudayaan massa, sementara iMop cenderung menonton serial kartun Doraemon dan video-video dagelan atau TikTok.

Selanjutnya, akan ditulis dengan menuliskan iMop sebagai permulaan subjek.

  1. iMop pernah menjadi Koordinator Keamanan PALAPA UGM tahun 2016, iBint pernah menjadi Pemandu kegiatan ospek Fakultas Psikologi UGM tahun 2014.
  2. iMop aktif di Resimen Menwa dan menjabat sebagai komandan pada tahun 2016, iBint tidak aktif di unit kegiatan mahasiswa tapi aktif ikut Pekan Kegiatan Mahasiswa dengan buah karya berupa Psycomic (komik tentang ilmu psikologi).
  3. iMop punya stik PS2 kabel berwarna hitam, iBint punya stik PS2 nirkabel warna merah.
  4. iMop pernah punya kamera DSLR, iBint sekarang punya kamera mirrorless
  5. iMop KKN (diacak LPPM) di daerah dekat kampungnya di Jawa Tengah, iBint KKN (jadi tim pengusul) jauh dari Jawa maupun Kalimantan.
  6. iMop sudah pernah ke rumah saya di Kalasan, iBint belum.

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)
ceritacerita•puisi•Puisi Untuknya

Puisi untuk iMop

Nyawanya pernah berada di ambang duka
Doa-doa disematkan, menyertai kesembuhannya

Juga jingga di hari pulangnya,
atau hari ini ketika kamu sedang melupa

 

Berjalan

(Ucapkan selamat datang kepada ibukota Indonesia, Daerah Tidak Istimewa—Jakarta. Kamu mungkin tidak ingat ketika kamu  mengambil sepatumu dan memakai kaos kakimu, tidak ada yang menyuruh menggenggam sepatu sebelah kanan dengan tangan kananmu dan begitu pula dengan sepatu sebelah kiri, kamu sedikit mengingat tentang tepukan kedua sepatu itu di lantai yang tidak kotor-kotor amat. Bagaimana bunyinya? Brok, brok, brok, atau duk, duk, duk?)

Seharusnya iMop tidur sejenak di Jatinegara atau menikmati matahari terbit di kesibukan yang mengada-ada di jalanan Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan berakhir di tujuannya di Ragunan atau Jagakarsa.

Tapi jika itu dilakukan, ia takkan aku jemput di belokan menuju Ragunan di perempatan alternatif menuju Universitas Indonesia.

(Hela napasmu tiga kali karena iMop sampai di Jakarta Selatan, sudah dalam keadaan sahur, setengah ngantuk, dan membawa tas ransel yang muat untuk jatah sandang tiga hari ke depan. Tapi iMop tetap akan mencuci setengah sandangnya atau kurang di indekosku. Sambil lalu ia ke Lampung, mengantarkan suatu pesan atau bisnis marjinal kepada kawan lamanya sembari mencetak rekor tentang sudah dua kalinya ia pergi ke seberang pulau.)

 

Berlari

Kecepatan berlarinya mungkin tidak akan sekencang kamu kala dikejar anjing atau babi hutan yang apabila dibayangkan itu akan bikin pasanganmu mengakak dan menggelinjang. Masalahnya, berlari memiliki esensi soal kekuatan. Dan iMop tekun sekali soal berlari. Barangkali ketekunan itu berlaku di tahun-tahun lalu. Untuk tahun ini, aku tidak tahu.

 

(Apakah besok masih ada puisi?)

(Jika ya, mengapa puisi untuk iMop seperti prosa atau kata-kata lirikal yang sah-sah saja dicibir sebagai kata-kata banal, arogan, dan sungguh tidak aduhai?)

(Lain kali dan jika sempat, aku kepengin bikin pantun saja. Gimana?)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)
aktivitas•ceritacerita•Sesuatu di Jakarta

iMop, a Man Who Loves Walking, Running, & Praying

Karena tertidur, Adi iMop melewati stasiun Lenteng Agung begitu saja. Turun di Pondok Cina, iMop naik kereta komuter lagi. Ke Lenteng Agung, iMop terjaga atau tidak tertidur.

iMop jalan kaki dari stasiun ke depan indekos saya. Pagi itu, tidak renyah dianggap pagi-pagi sekali. Pukul setengah tujuh, para pesibuk di ibukota sudah rapi, menyangking tas atau barang berharganya, mengantri di jalanan atau peron. Sementara saya? Saya belum mandi, terhitung masih aras-arasen, dan prinsip hidup luntang-lantung sepertinya menyublim saat pada akhirnya saya bertemu iMop. Pagi itu adalah pagi miliknya hari Kamis, 28 Maret 2018.

*

Saya ingin sekali mengajak iMop ke pameran buku termewah di negara Indonesia. Big Bad Wolf namanya, BBW singkatnya. Namun, kantor saya menerima undangan preview pass sebagai pertanda dibolehkannya masuk BBW di satu hari sebelum resmi dibuka. Tanpa iMop, saya ke BBW di BSD. Saya memborong buku-buku yang menyenangkan bagi saya. Saya tidak sendiri. Saya datang bersama tiga perempuan rekan sekantor.

Saya bertekad bakal ke BBW lagi. Dengan iMop mungkin.

*

iMop kembali dari lawatannya ke kediaman teman SMA-nya alumnus Universitas Indonesia, universitas terbaik versi mahasiswa UI.

Malamnya, saya dan iMop bertamasya dengan pakaian ala kadarnya. Ke Depok Mall (D Mall), kami naik kereta komuter dan berjalan kaki setelah turun di stasiun terdekat D Mall. (Cukup bikin capek.)

Alasan terkuat saya memilih D Mall sebagai tempat tamasya malam itu ada 2:

  1. Belum pernah ke D Mall
  2. Pengin nonton di CGV—setelah beberapa kali saya nontonnya sekadar di Cinemaxx

Perkara yang tidak begitu krusial ternyata daftar judul dan jadwal di CGV waktu itu membuat kami memilih tidak jadi nonton. Kalaupun ada yang memiliki jadwal yang pas, nyatanya saya sudah nonton film tersebut (Love for Sale) sebelum film tersebut mendapatkan sertifikasi sensor.

Maka, lebih baik dan alangkah indahnya, acara makan malam adalah tamasya yang bisa saya anggap sangat jatmika ketimbang pulang tanpa tuah pengalaman di D Mall. Kentucky Fried Chicken menjadi depot terpilih, padahal, ngantrinya mengular. Ada apa ini? Ketika mengantri, saya melihat tulisan ada diskon 50% khusus. iMop mencari informasi: promo KFC Special 5, dengan total harga cukup 50 ribu. Pantas saja, antrinya mengular.

Selesai transaksi, kami makan masing-masing satu potong di tempat, tanpa nasi. Selesai makan, perut memang tak begitu kenyang, tetapi berjalan ke stasiun sepertinya lebih melelahkan daripada berangkatnya. Maka, GrabCar adalah pilihan yang jatmika di tamasya malam itu. (Hei, besok pagi masuk kerja! (Eh, badminton dulu, ding. Kan Jumat!))

Sebelum masuk area indekos, saya mengajak iMop untuk beli mendoan khas Gombong—yang juga daerah muasalnya Akhmad Kurniawan. Saya bilang ke bapak penjual, ini teman saya, asal Kebumen, dalam bahasa Jawa. Lantas, iMop dan bapak penjual mendoan menjalin obrolan mengenai daerah mereka masing-masing, dalam bahasa Ngapak.

Sepulangnya, saya dan iMop menghabiskan mendoan khas Gombong. Dengan cucuran saos kecap dan mencokot cabai hijau, mendoan adalah makanan syahdu di malam Jumat.

*

Saya perlu dua kali untuk meyakinkan iMop supaya segan mengendarai sepeda motor saya yang berplat AB itu. Cukup antar saya ke gedung olahraga dan serbaguna Jagakarsa agar saya bisa badminton bersama rekan-rekan sekantor, lalu pakailah saja, Mop.

Ke Pamulang, iMop berencana menengok keponakannya, anak dari kakak laki-lakinya.

Saya pun beraktivitas. iMop juga.

iMop sendirian ke Pamulang…

*

Sore hari, tidak seperti sore-sore pada umumnya, saya dijemput seorang laki-laki yang seharian bertandang ke Pamulang menengok kakak dan keponakannya. Pembaca yang budiman pasti sudah tahu namanya. iMop!

Setelah saya mandi, petang itu, pertama kalinya saya dan iMop magriban di masjid bersama di ibukota, di Jakarta Selatan. Namun, malam itu, iMop pamit hendak menginap di tempat tinggal kawan SMA-nya, di Depok, dekat Universitas Indonesia.

Rencananya, keesokan Jumat, iMop hendak tamasya ke Lampung. Itu akan menjadi pengalaman pertama bagi iMop dalam rangka menginjakkan kaki di luar Pulau Jawa. (Dari situ, kita tahu bahwa iMop tak pernah ke Bali, Madura, maupun Nusakambangan. (Saya sih pernah.))

(O, ya, saya nitip beberapa berkas film (New Love in New Home) yang pernah saya buat bersama kawan sefakultas pada seminggu sebelum saya wisuda. Film pendek itu pernah dinyatakan tidak menang di suatu kompetisi kampus, dan bulan itu, Festival Film Lampung sedang masa-masa menerima film-film pendek. (Di kemudian hari, saya mengirim berkas film lain (Terngiang) melalui daring Google Drive.) 2 film pendek yang dibuat pada tahun 2017 itu diumumkan lolos seminggu setelah iMop mengirimkan berkasnya dan setelah saya mengunggah berkas satunya lagi.)

*

iMop bilang bahwa ia menaruh minat dengan sangat terhadap acara Islamic Book Fair 2018. Sampai April tiba dan acara sukses selesai, iMop—yang pernah ke Lampung dan kembali ke Pamulang lalu pulang ke Kebumen—tidak kunjung datang ke Jakarta.

Jumpa dan pisah saya dengan iMop di akhir bulan Maret memang tidak sedrama yang bisa kita harapkan. Namun, ini bisa dibilang cukup menyebalkan. Jika bertamasya dengan Akhmad dan Aliza saja saya bisa menjamin bakal bertamasya lagi di hari-hari lain dan di tempat yang bisa sama maupun beda pun tak apa, bagaimana jika iMop hanya menawarkan satu tamasya saja—ke D Mall saja, maksudnya—dan sulit menyelenggarakan tamasya lain?

Saya bertemu lagi dengan iMop. Bulan April. Di Jogja.

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Find me

  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube
Narasi Berlapis dari Sebuah Tulisan tentang Digital Marketing

Narasi Berlapis dari Sebuah Tulisan tentang Digital Marketing

November 24, 2019
Dua Garis Biru (2019)

Dua Garis Biru (2019)

July 31, 2019
Saya Perlu Menulis tentang Perpisahan dengan Jakarta dan Penetapan di Jogja

Saya Perlu Menulis tentang Perpisahan dengan Jakarta dan Penetapan di Jogja

June 4, 2019
Warga Kulon Progo yang Mencicipi Ibukota (2): Jadi Begini

Warga Kulon Progo yang Mencicipi Ibukota (2): Jadi Begini

May 30, 2019
Ia yang Pernah Satu Ruangan Denganku

Ia yang Pernah Satu Ruangan Denganku

May 10, 2019
Warga Kulon Progo yang Mencicipi Ibukota (1)

Warga Kulon Progo yang Mencicipi Ibukota (1)

May 9, 2019
Hukum Haram Menjadi Pendosa dan Ave Maryam

Hukum Haram Menjadi Pendosa dan Ave Maryam

April 21, 2019
Milly & Mamet & Kelucuannya & Kariernya & Keluarganya & Bukan Tentang Cinta & Rangga

Milly & Mamet & Kelucuannya & Kariernya & Keluarganya & Bukan Tentang Cinta & Rangga

April 16, 2019

Tags

2017 aktivitas anak bahagia bandung belajar buku cannes cerpen cinta eka kurniawan engkau fiksi film film pendek fire iBint ilmu iMop jakarta kerja kerumunan kuliah life love lupa manusia menulis novel perempuan perjalanan photo101 poem prosa psikologi Psikologi UGM puisi review film saya series syair teman UGM yogyakarta you

Archives

© 2019 Sevmananda